1M1C : Mengajari Anak Menabung untuk Mendapatkan Keinginannya. Menjadi orangtua berarti harus berani bertanggung jawab memenuhi setiap kebutuhan anak. Lalu, bagaimana jika orangtua hanya bisa mencukupi kebutuhan pokoknya. Sedang kebutuhan sekunder alias “keinginan pribadinya” belum bisa kita penuhi dalam waktu secepatnya?
Sebagai orang tua yang telah mengarungi rumah tangga lebih dari 14 tahun, pastinya saya sudah sering mengalami pasang surut kehidupan. Terlebih setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Memberikan apa yang mereka butuhkan, baik kebutuhan primer maupun kebutuhan sekunder. Jauh dalam lubuk hati orang tua selalu menginginkan anaknya tidak kalah dengan anak-anak lainnya. Baik dalam urusan ilmu maupun urusan sarana dan prasarana penunjang kehidupan sehari-hari. Intinya orang tua tidak akan bahagia melihat anaknya kekurangan, atau anaknya bersedih karena tidak bisa memenuhi keinginan anaknya.
Lalu bagaimana jika kehidupan ekonomi orangtua belum mampu mengabulkan setiap keinginan anak-anaknya?
Saya sendiri setelah menapaki pernikahan lebih dari 14 tahun, belum bisa memenuhi semua keinginan anak-anak. Namun, saya mencoba berdiskusi dengan anak-anak bahwa tidak semua keinginan mereka bisa terpenuhi. Mereka harus berusaha agar bisa meraih apa yang mereka inginkan. Bersyukur anak-anak mengerti dan setiap kebutuhan atau keinginan yang bagi mereka memang terasa tidak begitu penting seperti mainan yang lumayan mahal, mereka langsung menyisihkan uang saku sehari-hari dan menyimpannya dalam tabungan celengannya. Untuk kali ini, anak-anak menyimpannya di dalam toples bekas. Memang sih, gampang membukanya. Namun, sejauh ini anak-anak cukup konsisten untuk tidak mengambil uang yang sudah mereka tabung sesuka hatinya.
Daftar Isi
Mengajari Anak Menabung
Jadi, mereka nggak berhak jajan lagikah? Dalam hal ini, mereka saya beri apresiasi dengan masih memberikan kesempatan jajan, meski tidak setiap hari dan tentu saja nominalnya sedikit dari nominal jatah uang jajan harianya. Dan karena ini apresiasi dari saya atas usaha mereka, tentu saja kesempatan jajan itu tidak mengurangi jatah uang jajan harian anak-anak. Selain apresiasi masih memberikan kesempatan jajan (belanja), saya juga kadang-kadang memberikan bonus dengan memberikan tambahan tabungan mereka.
Ada beberapa poin yang perlu dilakukan orang tua agar bisa berhasil memberikan pengertian anak-anak tentang pentingnya menabung:
#1 Memberikan Pengertian akan Keadaan Orangtua
Cobalah untuk selalu dekat dengan anak, mengajaknya berkomunikasi dua arah sehingga ketika kita menyampaikan sesuatu, anak merasa dianggap penting bukan mendoktrin suatu hal yang mutlak harus diikuti. Dalam hal ini, ketika keadaan orang tua sedang tidak dalam keadaan baik maka anak akan mudah mengerti dan tidak memaksakan kehendaknya agar orangtua menuruti keinginan mereka.
Baca Juga :
- Kisah Adik, Si Bungsu yang Ekspresif : Jodoh Adik.
- 4 Tips Berpuasa untuk si Kecil
- Komunikasi; Salah Satu Cara Meningkatkan Keharmonisan Rumah Tangga
#2 Memberikan Pemahamam Pentingnya Menyisihkan Uang Jajan untuk Ditabung
Meskipun kondisi keuangan orangtua sedang bagus, dan mungkin bisa memenuhi segala hal yang diinginkan anak-anaknya, alangkah lebih baiknya jika orangtua tetap memberikan pemahamaman pentingnya menabung. Menabung berarti berjaga-jaga jika ada hal yang mendesak yang memerlukan uang. Menabung berarti hemat, dan hemat adalah pangkal kaya. Hemat berarti tidak membelanjakan uangnya untuk hal-hal yang tidak urgent dan tidak berguna, Hemat berarti mampu mengekang nafsu untuk memenuhi apa yang diinginkannya.
#3 Memberikan Pengertian Pentingnya Berusaha untuk Meraih Sesuatu Bukan dengan Jalan Pintas
Dengan memberikan pengertian bahwa untuk meraih segala sesuatu itu tidak ada yang instant, maka dengan mengajarkan menabung atau menyisihkan uang jajan untuk meraih sesuatu adalah salah satu contoh nyata bagi anak akan pentingnya sebuah usaha.
Sekali lagi, sebagai orangtua kita tentu ingin meberikan segalanya bagi anak-anak kita. Namun sekali lagi dengan memberikan ilmu yang baik sejak dini, 3 poin di atas salah satunya, anak-anak akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, mampu memahami kondisi orang lain dengan mudah dan tentunya paham bahwa segala sesuatu yang ingin diraihnya perlu usaha yang maksimal. (end)
Sepakat, Mbak. Dengan membiasakan anak menabung untuk mendapatkan barang yang diinginkan, anak jadi paham juga dengan konsep menunggu. Salam kenal ya, Mbaak.
iya, mbak. bener banget. Anak-anak saya jadi tidak memaksakan keinginan mereka, Salam kenal, Mbak Vita.
Mbak Wiwid, aku juga pernah merasakan hal itu,merasa ga bs memenuhi semua keinginan. tapi ya keinginan beda sama kebutuhan. meskipun aank msh balita dan pengen ina inu tapi kita bs ngarahin mereka nabung, aku coba nerapin ke sulungku pas umur 4 tahun, tahun kmrn. kebetulan dia pengen remot control, aku sih jelasin bahwa uang papa mama bs buat beli tapi itu bukan sesuatu kebutuhan ia saat in. kalau mau nabung ya setiap harinya dia minta untuk ditabungkan dicelengan. serunya pas kekumpul sekitar 2 minggu, ia beli bareng ke pasar. memorable bgt
iya mbak. dengan pemahaman seperti ini justru anak-anak lebih dewasa dan mengerti keadaan orangtua. Mereka juga bahagia bisa meraih apa yang mereka inginkan dari uang mereka sendiri.