Bagaimana Menghadapi Mantan yang Sukses? – “Karena ku selow…sungguh selow…santai…santai…karena kuyakin Tuhan akan berikan… Masih ingat lagu yang pernah hit beberapa waktu yang lalu?
Beneran nih, mau tetap selow selow aja ngejalanin hidup, atau bahkan sangat selow seperti lirik lagu di atas? “Nggak gitu juga brow, ini serius, tapi maksudnya dibawa santai aja gitu. Nggak usah stress banget mikirnya, bukannya jodoh dan rezeki sudah diatur?”
Bagaimana kalau ketemu mantan yang kini telah sukses melebihi kesuksesanmu saat ini. Tapi tunggu! Kesuksesan menurut kamu itu seperti apa? Apakah yang telah memiliki mobil dan rumah? Apakah yang telah memiliki jabatan manager ke atas? Atau apa?
Kesuksesan bagi seseorang itu sebenarnya berbeda. Tapi berdasarkan skala sosial, kesuksesan ya dinilai seperti itu. Punya mobil, punya banyak rumah, punya jabatan di perusahaan atau instansi pemerintah, punya pasangan yang cantik/tampan dan mapan di atas rata-rata, dan mungkin beberapa hal lainnya.
Baca Juga :
– #DirumahSaja, Nikmati Moment Istimewa Bersama keluarga
Bagi saya kesuksesan itu ketika kita bisa berbuat diatas rata-rata orang lain lakukan, bisa berupa materi atau habit. Kita perlu seseorang atau mungkin mantan sebagai cermin. Meski kita tidak harus sukses sepertinya, tapi kita bisa meniru sukses si Dia dengan cara kita sendiri. Nah bagi saya, 3 Kesuksesan Mantan yang bikin saya (nggak) Santai:
Daftar Isi
Bagaimana Menghadapi Mantan yang Suksesnya adalah Impian Kita
Beberapa tahun yang lalu saya pernah bertemu “mantan” dan mereka kini telah sukses dengan dunianya sendiri. Bagaimana menghadapi mantan yang suksesnya adalah impian kita? Kesuksesan mantan seperti apa sih yang bikin kamu nggak santai?
#1 Sukses Membangun Bisnisnya
Saat SMA saya memiliki teman dekat. Kalau dibilang temen deket sih ya nggak gitu juga, dia aslinya sering nyontek jawaban soal ulangan dan duduknya persis di bangku belakang saya. Begitu terus hingga kami dipisahkan waktu penjurusan kelas 3 SMA. Dia ke IPS dan saya ke IPA.
Temen dekat saya ini dulu terkenal badung, selengekan, bukan juga dari kalangan ornag kaya. Dia saja nggak kuliah dan pernah jadi kuli (buruh pabrik seperti saya) setelah lulus SMA.
Tapi dia kembali ke Yogya setelah 3 tahun merantau, lalu membuka usaha peternakan burung puyuh. Kini usahanya sukses, peternakan sekaligus rumah makan dari bahan burung puyuh. Terus juga terlihat alim. Pokoknya dia 180 derajat dibandingkan zaman SMA.
#2 Keliling Dunia
Mantan teman kerja yang satu ini bikin saya ngiler setiap lihat postingan jalan-jalannya. Bahkan beberapa waktu lalu dia foto di depan Musee de Louvre setelah beberapa bulan sebelumnya posting tempat-tempat menakjubkan di berbagai belahan negara bagian Australia.
Musee de Louvre adalah salah satu tempat yang ingin saya kunjungi karena ada pedang Nabi dan juga benda-benda bersejarah islam lainnya.
#3 Putra-Putrinya Hafidz Hafidzah
Kali ini mantan temen ngaji. Pas tahun 1998 lagi semangat belajar agama. Saat itu baru saja hijrah dari nggak berkerudung terus kemudian berkerudung. Dua putranya sudah hafidz sejak SMP.
Baca Juga :
– I Love You With All My Heart, Bukan Merayakan Valentine
Salutnya lagi, temen saya ini nggak pernah posting di media sosial kalau anaknya sudah hafidz hafidzah. Lha kok saya tahu? Waktu itu secara kebetulan dia mengupload Ponpes tempat anaknya mondok. Saya tanya-tanya kelebihan serta biaya mondoknya. Terus dia cerita tentang 2 anaknya tersebut yang sejak SMP sudah tahfidz 30 juz. Barakallah
Cerita Mantan yang Sesungguhnya
Nah 3 hal itu yang bikin saya (nggak) bisa santai. Memang terlihat idealis ya. Tapi nggak ada salahnya kalau melihat mereka yang sama-sama orang biasa tapi mampu berbuat dan mendapatkan yang terbaik, harusnya saya juga bisa kan? Meski saya juga tidak harus menjadi juragan burung puyuh, atau keliling dunia. Minimal saya juga bisa bisnis sesuai dengan passion, atau bisa keliling ke kota-kota di Indonesia yang sebenarnya sangat banyak dan layak untuk di eksplore.
Lalu bagaimana cerita mantan sesungguhnya? Saya cuma punya mantan gebetan. Mantan gebetan pertama (cinta monyet -tapi dia nggak monyet) kini kerja di salah satu BUMN, istrinya cantik dan anak juragan batik di Solo, usaha toko peralatan sepeda yang juga dijual secara offline dan online. Dia mah mantan gebetan terindah, karena akhlaqnya nggak pernah terlihat minus.
Gebetan yang terakhir saat kerja yang sekarang jadi suami. Hahahaha…alhamdulillah ya. Kok jadi? Iya, ada mak comblangnya. Dan yang pasti saya sama pak suami lagi bebenah dan tidak sedang santai.
Tulisan ini diikutsertakan dalam minggu tema SANTAI Komunitas 1M1C
Mengenai Lagu Selownya Via Vallen, saya jd teringat tahun 2018, dalam perjalanan bus sepanjang Pulau Jawa, lagu itu sering sekali diputar. Sampe sampe skrng saya jadi hapal. Hahaha..
Ngomongin “mantan” yg sukses. Yaa menurut saya, tiap tiap orang udah ada rejekinya masing masing. Ada yang cepet dapet rejeki, ada yg belum.
Mantan saya ketika smp dulu, ketika cinta monyet, walaupun doi bukan monyet (meminjam istilah mbaknya, heheh) skrng udah jadi pramugari, udah nikah, dan nampknya sangat lancar cas cis cus berbahasa inggris. Padahal dulu, saat kami kursus bahasa inggris, aku yg Ranking 1, dia tidak. Lah skrng kebalik, aku belum lancar bhasa inggrisnya haha
hahahaha..iya ya…semua ada rezekinya. sendiri. Kita hanya perlu membenahi diri dan menjadikan mereka semangat untuk terus jadi baik dan mengejar mimpi.