Bermental Kaya untuk Terus Berbagi. Pertengahan Februari 2019 yang lalu ketika didapuk ibu-ibu muslimah di  komplek tempat saya tinggal untuk memimpin Majelis Taklim, segera saya dan beberapa pengurus inti mengadakan pertemuan untuk membahas program baru yang akan kita laksanakan pada periode kepengurusan saya. Salah satu program yang kami luncurkan adalah “Gerakan Ayo Sedekah”. Alasan peluncuran program ini hanyalah sekedar membantu warga muslim di tempat kami agar rutin bersedekah dan atau mempermudah bagi mereka untuk menyalurkan sedekahnya.

Program ini sifatnya tidak wajib, hanya bagi yang bersedia saja, nominalnya pun tidak kita tentukan. Terserah bagi para donatur untuk menyisihkan hartanya dengan jumlah berapapun. Teknis pelaksanaanya sederhana yaitu pengurus akan mendatangi satu persatu warga muslim di komplek kami, menjelaskan program ini dengan singkat dan juga tujuannya, lalu menitipkan kotak sedekah bagi yang bersedia. Kotak sedekah yang telah kita titipkan akan diambil setiap bulannya kemudian dana yang terlumpul akan pengurus kelola. dan kita salurkan ke orang-orang yang berhak menerima sedekah atau ke lembaga penerima infaq shodaqoh karena lembaga ini tentunya lebih paham dan sudah memiliki data tempat-tempat atau orang-orang yang berhak menerima bantuan.

Gerakan Ayo Sedekah

Apakah semua menyambut positif program Gerakan Ayo Sedekah tersebut? Seperti sudah sunatullah yang ada di  bumi ini, tidak semua warga menyambut positif, ada pro dan kontra. Berbagai alasan mereka kemukakan. Salah satunya adalah program ini kemungkinan besar akan memberatkan warga karena penghasilan dan pengeluaran masing-masing keluarga itu berbeda. Ketika saya mencoba menjelaskan  bahwa uang koin receh pun boleh mereka masukkan dalam kotak sedekah tersebut, jawaban seorang warga cukup mencubit hati bahwa uang dalam bentuk apapun akan tetap mereka perlukan ketika tanggal tua sudah tiba.

Bermental Kaya #JanganTakutBerbagi
Kotak Gerakan Ayo Sedekah

Saya hanya bisa terdiam, lalu saya teringat tulisan guru inspirator kita, Jamil Azzaini, dalam tulisannya yang mengulas tentang mental kaya dan mental miskin.  Bahwa mental kaya belum tentu ada pada semua orang yang kita sebut “kaya”. Pernah mempunyai teman yang terbukti hartanya berlimpah tapi begitu pelit? Selalu meminta traktiran atau begitu susah menyisihkan sedikit hartanya ketika kita sodorkan proposal dana sosial padahal dia mampu menumbuhkan citra dirinya dengan baik dengan busana dan aksesoris yang bisa kita bilang mahal.

Orang seperti ini bisa kita sebut bermental miskin meskipun dia terlihat kaya atau mampu. Lain lagi cerita orang mampu yang bermental miskin, saya sering mendengar atau melihat orang yang terlihat biasa tetapi rela dan mau berbagi dengan orang lain. Hidupnya terlihat biasa saja, sederhana, bersahaja, tetapi aura kebahagiaan dan kemuliaan hatinya terpancar melingkupi kehidupannya. Perbuatannya sungguh mampu meneteskan airmata bagi yang melihatnya. Dialah orang orang yang tidak kaya tetapi bermental kaya. Dari sini kemudian saya berintropeksi sendiri, menilai hati ini termasuk jenis mental yang manakah?

Bermental Kaya, Bagaimana Caranya Berbagi?

Bagaimana caranya berbagi? “Saya sedang tidak ada uang.” “Saya malu karena nilai uang yang mau saya bagikan kecil banget.” Bisa jadi ungkapan itu terbenam di hati saya. Seperti semboyan DD bahwa berbagi tidak harus menunggu lebih, saya yang sedang belajar menjadi blogger bisa berbagi inspirasi atau karya lewat sebuah tulisan yang semoga bisa bermanfaat bagi pembacanya.

Selain itu, Indonesia yang akhir-akhir ini begitu bersahabat erat dengan bencana alam, mulai dari tanah longsor, gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir bandang semua datang silih berganti seolah tiada henti. Bencana alam yang kemudian menghancurkan segala infrastruktur yang telah kita bangun selama ini, menghancurkan rumah-rumah penduduk, membinasakan harta benda yang kita miliki bahkan menghilangkan nyawa sanak keluarga. Di sinilah dibutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit untuk merehabilitasi agar semuanya pulih seperti sedia kala.

Selain bencana alam, Indonesia termasuk negara yang masih memiliki daftar anak putus sekolah. Menurut data statistik Kemendikbud pada tahun 2016/2017 total anak putus sekolah berjumlah 186.078 dan pada tahun 2017/2018 berjumlah 187.814. Angka yang berkisar 0.4% dari jumlah siswa aktif sekolah pada 2017/2018 yaitu 45.295.011 dan 45.101.727 pada tahun 2016/2017. Salah satu faktor utama pemicu putusnya anak sekolah adalah karena angka kemiskinan yang masih tinggi di Indonesia. Tercatat dari BPS bahwa pada tahun 2018 prosentase warga miskin berjumlah 25,67 juta jiwa pada September 2018.  Meski pemerintah saat ini menggalakkan program sekolah gratis, tetapi kebutuhan pelengkap lainnya yang tidak murah dan dengan penghasilan keluarga  yang rendah tetap tidak mampu mencukupi kehidupan mereka sehari-hari sehingga keputusan untuk berhenti sekolah merupakan keputusan yang dinilai paling tepat.

Bermental Kaya Dompet Dhuafa
4 Cara Berbagi

4 Cara Berbagi

Dan di sinilah kesempatan kita untuk berbagi, sekedar meringankan kesusahan yang menimpa para korban bencana atau juga bisa menjadi donatur bagi warga yang berada di bawah garis kemiskinan. Namun jika belum mampu kita bisa  melakukan beberapa cara lain untuk tetap bisa berbagi dengan hati damai dan ikhlas. Beberapa cara untuk berbagi antara lain:

#1 Berbagi Lewat Sosial Media

Era kini,  sosial media merupakan sahabat terdekat dalam hidup kita.  Dan kita bisa memanfaatkannya untuk saling berbagi dengan tidak ikut menebar hoax yang memicu kericuhan atau perselisihan. Kita bisa membagikan informasi-informasi yang mendidik, membangun dan menginspirasi sehingga bermanfaat dan menimbulkan kedamaian bagi pembacanya.

#2 Berbagi Lewat Tulisan

Bagi para penulis, jurnalis, maupun blogger bisa berbagi lewat ide-ide ataupun pengalaman-pengalaman hidup yang mampu menginspirasi dan menambah wawasan bagi pembacanya. Juga bisa menebarkan semangat ke  generasi muda tentang manfaat menulis juga (membaca).

#3 Berbagi Harta Lewat Kotak Amal

Di masjid-masjid, di meja-meja kasir pebelanjaan, ataupun kotak-kotak sedekah yang ada di rumah/warung makan kini sangat mudah ditemukan. Belum lagi ketika ada gerakan mengumpulkan dana bantuan di jalanan. Semua bisa menjadi media kita untuk berbagi.

#4 Berbagi Lewat Lembaga ZISWAF yang Terpercaya

Pilihan yang paling tepat dengan membagikan sebagian rizki kita lewat Lembaga ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf) terpercaya. Biasanya lembaga seperti ini memiliki cabang yang tersebar diseluruh penjuru kota, bahkan mungkin juga di luar negeri. Dan yang paling memudahkan, biasanya lembaga seperti ini menyediakan no rekening berbagai bank dan bahkan menyediakan volunteer  yang siap menjemput harta yang akan kita donasikan tersebut. Salah satunya adalah Lembaga Ziswaf Dompet Dhuafa.

Manfaat Berbagi

Apa untungnya sih berbagi? Sudahlah badan dan pikiran capek, harta berkurang tetapi kita tidak dapat apa-apa. Mungkin itu pernah terlintas di dalam pikiran saat kita sedang mencoba berbagi. Allah telah berfirman dalam Al-Quran surat Al Hadid ayat 18 yang artinya Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”

Allah tidak pernah mengingkari janji, janjinya itu pasti, pahala yang banyak seperti dalam firman-Nya di atas. Namun sebagai manusia, kita biasanya mencari sesuatu pembenaran dengan hal fisik atau sesuatu yang bisa kita rasakan secara nyata. Nah, 4 hal di bawah ini adalah manfaat dari berbagi yang bisa kita rasakan:

Dompet Dhuafa republika
4 Manfaat Berbagi

Mengenal Lembaga Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa Republika merupakan lembaga nirlaba yang halal dan legal yang mengabdi untuk mengunggulkan harkat sosial kaum fakir dengan dana Ziswaf dari perorangan, lembaga maupun kelompok.

Baca juga :

  1. 5 Hal Sederhana Untuk Bahagia
  2. Bagaimana Cara Bahagia yang Sederhana?
  3. Cerita Lebaran Tahun 2020 Karena Pandemi Covid-19

Dompet Dhuafa Republika lahir pada 2 Juli 1993 berawal dari sebuah kolom kecil di halaman Koran Republika dengan tajuk Dompet Dhuafa yang diprakarsai oleh Parni Hadi sebagai pemimpin redaksi Republika waktu itu dan kini juga tetap menjadi ketua pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Yayasan Dompet Dhuafa Republika sendiri di dirikan pada 4 September 1994 dengan memperluas program bantuan di bidang ekonomi, kesehatan dan bantuan bencana. Pada 10 Oktober 2001, Dompet Dhuafa Republika dikukuhkan perdana oleh Departemen Agama RI sebaga Lembaga Zakat Nasional (Lembaga Amil Zakat).

Program-Progran Dompet Dhuafa

Dompet Dhuafa Republika memiliki 4 program utama dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pengembangan sosial.

Dompet Dhuafa Republika
Program-Program Dompet Dhuafa

Berbagi Terasa Lebih Mudah Dengan Bermental Kaya

Tidak perlu ragu dan merasa kesulitan jika ingin berdonasi lewat Dompet Dhuafa karena kantor cabang dan perwakilan yang  banyak tersebar diseluruh Indonesia bahkan di luar negeri. Selain itu kita juga bisa memilih nomor rekening yang cocok dengan nomor rekening pribadi yang kita miliki dan disesuaikan dengan jenis donasi yang diinginkan misalkan Zakat, Shodaqoh, Infaq, Waqaf dan donasi kemanusiaan.

Bermental Kaya Dompet Dhuafa
Kota dan Negara tempat Kantor Cabang & Perwakilan Dompet Dhuafa Berada

Jadi tidak perlu menunda untuk berbagi, Dompet Dhuafa siap melayani segala jenis donasi  terlebih Dompet Dhuafa Republika merupakan lembaga terpercaya. Ayo #JanganTakutBerbagi.(end)

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jangan Takut Berbagi yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Sumber tulisan:

  • http://www.tribunnews.com/nasional/2019/01/15/menteri-sosial-targetkan-angka-kemiskinan-akhir-2019-turun-jadi-9-persen
  • http://statistik.data.kemdikbud.go.id