“Wah panas sekali cuacanya”. Kalimat itu memang rasanya tidak asing lagi ketika terucap daris etiap orang yang kita temui. Hampir setiap orang mengeluhkan panasnya cuaca akhir-akhir ini. Bahkan rasanya kipas angin atau bahkan pendingin ruangan sudah tidak sanggup membantu menyejukkan cuaca yang sangat menyengat ini. Perubahan iklim memang sudah nyata sekali sekali sekitar 2 tahun ini. Suhu ruangan tidak pernah jauh dari 30 – 33 derajat celcius. Padahal beberapa tahun yang lalu, cuhu 28 derajat Celius adalah suhu yang sudah terasa panas sekali. Lalu sebenarnya tanggung jawab siapa ini?

Sebenarnya tanggung jawab siapa sih adanya perubahan iklim yang sangat drastis ini? Mungkin kita sering bertanya-tanya dalam hati. Apalagi jika kita merasa bahwa diri kita ini hanyalah rakyat kecil jelata yang nggak memiliki kemampuan apa-apa untuk memberantas penyebab perubahan iklim dan juga cara menlindungi hutan agar tidak punah.

Namun pemikiran seperti itu salah. Kita yang hanya rakyat kecil ini, juga mampu berpartisipasi dalam memperlambat perubahan iklim dan juga ikut melestarikan hutan. Karena kita rakyat kecil, tentunya kita bisa memulai dari hal-hal kecil di lingkungan kecil saja.

Isu Perubahan Iklim

Perubahan iklim degan segala konsukensinya kini sudah bisa kita lihat dan rasakan. Cuaca yangsangat panas dan kemudian hujan sudah sering kita lihat. Musim kemarau dan musim hujan yang biasanya terjadi dalam rentang bulan tertentu kini sudah tidak bisa dijadikan pedoman lagi. Beberapa perubahan iklim yang nyata di Indonesia antara lain:

1. Fenomena Kenaikan Suhu

Semakin menipisnya sumber oksigen secara alami, membuat konsentrasi CO2 (karbon dioksida) akan membuat suhu udara semakin meningkat. Contoh nyata yang kita rasakan kali ini, di Batam misalkan suhu biasanya ada pada 31-33 derajat celcius. Bahkan di daerah lain ada yang mencapai 38 – 42 derajat celcius. Jika konsentrasi CO2 terus dibiarkan meningkat tanpa kita mau peduli, bisa jadi suhu akan semakin meningkat 4-5 derajat celcius dalam waktu dekat.

Angin Puting Beiung salah satu fenomena perubahan iklim

2. Salju yang Tak Lagi Abadi

Sepertinya kita sudah tak heran lagi mendeengar berita ini, bahwa salju sudha mulai mencair di kutub. Bahkan di puncak Jayawijaya, salju juga sudah mulai mencair. Hal ini merupakan salah satu pertanda jika bumi sudah amat sangat panas.

3. Pulau-Pulau Kecil yang Mulai Musnah

Dampak melelehnya salju, menyebabkan volume air laut yang terus meningkat. Hal ini juga menyebabkan pulau-pulau kecil sudah menghilang karena terendam oleh volume debit air yang semakin tak terkendali.

4. Frekuensi El Nino dan La Nina Semakin Sering Terulang

Kini badai El Nino dan La Nina yang biasanya berulang terjadi setiap 5-7 tahun sekali, kini berulang hanya dalam jangka waktu 2-3 tahun saja. Bahkan akibat dari Nino sama nana ini jauh lebih parah dibandingkan Nino dan Nina sebelum-sebelumnya..

Baca Juga : Cara Mengatasi dan Mencegah Kebakaran Hutan yang Efektif

5. Frekuensi Cuaca Extreme yang Terus Meningkat

Ktaakhir akhir ini mungkin sudah merasakan cuaca ektrim yang terus berkelanjutan. Beberapa cuaca ektrim yang sering kita rasakan adalah kemarau panjang, curah hujan dengan intensitas tinggi yang sering menyebabkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Juga dibeberapa bagian tempat sering terjadi puting beliung.

Nah, mengingat perubahan ini sudah seharusnya kita turut berpartisipasi dalam upaya pencegahan perubahan iklim dan juga turut serta dalam melesatrikan hutan.

Langkah-Langkah Mitigasi Perubahan Iklim dan Perlindungan Hutan

Kita juga bisa ikut berpartisipasi dalam mitigasi perubahan iklim dan perlindungan hutan. Tidak perlu dengan gebrakan besar, kita bisa melakukannya dari hal-hal kecil. Ada beberapa langkah yang kita bisa lakukan untuk membantu mitigasi perubahan iklim dan perlindungan hutan

1. Mengurangi Penggunaan Kendaraan Bermotor

Zaman sekarang ini sepertinya kita dimanjakan oleh kemudahan teknologi. Terkadang dengan segala kemudahan teknologi itu terkadang membuat kita malas. Seperti saat ini, kita jarang sekali jalan kaki. Padahal mungkin jaraknya hanya 200 meter. Maka, hasil pembakaran bahan bakar itu bisa menambah emisi gas rumah kaca. Jika kita memang turut membantu mitigasi perubahan iklim ini, mulai sekarang yuk kurangi frekuensi pengunaan kendaraan motor pribadi. Mulai alihkan mengunakan transportasi umum atau berjalan kaki.

2. Mulai Menerapkan 3R ( Reduce, Reuse, Recycle) dan Mengurangi Penggunaan Plastik

Plastik merupakan benda yang tidak bisa diurai oleh tanah. Namun ironisnya, hampir semua keperluaan kita sehari-hari menggunakan atau memerlukan plastik. Seperti saat kita belanja, pasti selalu menggunakan kantong plastik sebagai tempat belanja. Atau mungkin kita menggunakan air minum botol kemasan setiap harinya. Dan mungkin juga kita selalu meggunakan kantong plastik sebagai tempat beal.

Mulai sekarang yuk kurangi penggunaan plastik dengan membawa kantong belanja sendiri yang terbuat seperti tas anyaman. membawa bekal sehari-haridengan menggunakan tempat bekal yang sudah sekalian tempat bekalnya. Jadi tinggal mencuci tempat bekal jika sudah terlihat kotor/

Kemarau panjang dampak dari perubahan iklim

3. Penghijauan Kembali atau Reboisasi

Reboisasi atau Penghijauan kembali bisa kita mulai dari halaman rumah. Selain lingkungan rumah kita semakin terlihat asri dan sejuk, tumbuhan yang kita tanam bisa menyumbang oksigen yang saat ini semakin meipis saja keberadaannya.

4. Menghemat Penggunaan Listrik

Kita sering abai dengan chargeryang masih tertancap di colokan, padahal kita sudah tak menggunakannya lagi. Hal lain yang sering kita abaikan adalah membiarkan televisi, laptop, lampu masih menyala padahal kita tidak menggunakannya lagu. Yuk mulai sekarang kit mulai berhemat penggunaanya hal ini turut membantu dalam menciptakan ekosistem yang ramah lingkungan.

5. Mengurangi Penggunaan CFC dan Aerosol

CFC biasanya dipakai untuk lemari es atau air conditioner. Sedangkan aerosol biasanya diproduksi oleh obat nyamuk, pengharum ruangan, spray rambut, cat, obat serangga dan obat nyamuk. Ternyata CFC dan aerosol ini tidak ramah lingkungan, karena mereka mengeluarkan gas CFC yang dampaknya jika digunakan secara terus menerus akan menyebabkan lapisan ozon semakin menipis dan akhirnya lapisan ozon tidak mampumelindungi bumi lagi.

Kesimpulan : Yuk, Peduli Lingkungan & Ikut Melakukan Mitigasi Perubahan Iklim

Bumi saat ini sudah sangat mengkhawatiran. Jika bukan kita yang mulai bergerak untuk membantu menanganinya, siapa lagi? Banyak tindakan-tindakan kecil yang sebenarnya sangat membantu mitigasi ini. Kita bisa melakukan semuanya dari lingkungan terdekat, seperti dari dalam rumah, seperti mendaur ulang plastik atau barang-barang, menggunakan kembali barang-barang yang bisa kita gunakan dan tidak membuang sampah sembarangan.

Setiap hari kita selalu mengeluhkan jika cuaca benar-benar panas. Pendingin ruangan dan kipas angin rasanya sudah tidak mempan lagi. Maka yuk #MudaMudiBumi kita #BersamaBergerakBerdaya #UntukmuBumiku bersama #TeamUpForImpact demi bumi yang lebih baik hingga ke anak cucu.

 “Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan!”