Namanya Nur Hidayati. Emak super yang saya kenal lewat dunia literasi tetapi beliau adalah salah satu pemerima beasiswa LPDP. Komunitas One Day One Postlah yang mempertemukan kami. Saya sudah lupa bagaimana awalnya bisa dekat dengan Mbak Hiday, nama panggilannya, tahu-tahu saja saya selalu ada dalam lingkaran program literasinya.

Saya sempat berfikir apakah jika nama saya yang mirip ini – coba huruf H nya di ganti dengan W, nama mbak Hiday akan sama persis dengan saya- akankah saya menjadi seperti mbak Hiday? Tentu saja tidak, sebab gen kita beda, mbak Hiday dari Gen Halilintar (bukan ding, nanti pak Halilintar marah) sedang saya dari gen tanah (apaan sih?). Namun, tidak kecil kemungkinan saya bisa meniru sepak terjangnya, meniru semangatnya untuk mengejar segala cita-citanya.

Mengenai sepak terjang ini, saya selalu membayangkan mbak Hiday yang nggak pernah kenal lelah, ke sana-kemari, mempunyai banyak agenda untuk mewujudkan mimpinya. Namun satu hal yang terekam di kepala saya mbak Hiday ini sosok yang cerdas dan pantang menyerah.

Bagaimana Mbak Hiday Mendapatkan Beasiswa LPDP

Kata salah satu sesepuh Komunitas One Day One Post, mbak Hiday ini adalah ensiklopedi berjalan. Wah kenapa begitu? Itu saking banyaknya ilmu yang mbak Hiday miliki. Kalau lagi membahas segala sesuatu di grup, Mbak Hiday ini kelihatan banget banyak wawasannya. Lalu saya hanya bisa terdiam menyimak (krik…krik…krik), lah mau nimbrung nggak nyambung. Yo wislah menyerap ilmunya saja.

Mbak Hiday ini adalah perempuan cerdas kelahiran Tuban, Jawa Timur. Menempuh jenjang MTS Tuban dan MAN 3 Malang. Kemudian mbak Hiday meneruskan studynya di UIN Sunan Kalijogo, Yogyakarta mengambil bidang studi Tafsir Hadist. Kemudian mengambil S1 PGSD di Universitas terbuka, dan tahun 2016 meraih awarde LPDP RI di UIN Surabaya untuk S2nya mengambil bidang studi Dirasah Islamiyah. Saat ini masih berniat mengejar mimpi untuk mendapatkan Scholarship.

Nur Hidayati
Mbak Hiday Story

Tinggal di Tuban bersama suami dan 2 anaknya, mbak Hiday meskipun menjadi guru di Yayasan Al Uswah Tuban dia tetap menjadi ibu rumah tangga yang sangat berprestasi. Pernah menjuarai berbagai speech contest, karya tulis ilmiah, lomba menulis artikel, esai dan kisah inspiratif. Beberapa kali opini dan kumpulan puisinya di muat di media cetak dan dibacakan di radio lokal.

Karya-Karya Mbak Hiday si Penerima Awardee LPDP

Mbak Hiday serius belajar menulis sejak tahun 2014 pada Sekolah Menulis Tuban (SEMUT) FLP Tuban. Meski begitu sejak duduk di sekolah MTS Tuban dan MAN 3 Malang, mbak Hiday juga sudah akrab dengan dunia literasi karena menjadi kru mading sekolah.

Karya-karya yang sudah lahir antara lain : Darsuh Lughoh al Arabiyyah jilid I, II, III (2008), Bahasa Arab Itu Mudah (2009), Daily Fragment Dictionary ( 2010, English in Topics  jilid 2 & 3 (Compiler, 2011), English Nowadays jilid 4, 5, dan 6 (2014), English Nowadays jilid 1 & 3 (2015), Belajar Bahasa Arab 1&2 (2015).

Nur Hidayati
Nur Hiday 10 Years Book Challenge

Sedang antologi yang pernah digarapnya, bersama beberapa grup kepenulisan adalah

Tahun 2018 bukunya yang terbit antara lain Kitab Pangeran Bonang (Dewan Kesenian Tuban &Niramedia), Ketika Arus Tak Mungkin Berbalik ( Dewan kesenian Tuban dan Niramedia), Perempuan dalam Pusara Kehidupan (Antologi esai, Diandra Kreatif), Sahabatku, Inspirasi Menulisku (antologi esai, Aditya Media Grup), Generasi Qurani Pewaris Keadaban (antologi esai, Media Pena Publishing).

Awardee LPDP
Awardee LPDP Stories

Pada tahun 2017, bukunya yang terbit antara lain Awardee Stories (Gramedia Pustala Utama), 30 Menit (Gong Publishing), Aku, Buku dan Membaca (Akedemia Pustaka), Love Pasta (antologi cerpen, Gong Publishing), Saat Ramadhan Hampir Usai (antologi cerpen, Lamongan Pustaka Ilalang), Menuju Tuban Berkeadaban (Pustaka Ilalang), Resolusi Menulis (Akademia Pustaka), Pendidikan Karakter:Kumpulan Esai Pendidikan(Genius Media), Haruskah Aku yang melamarmu (Penerbit Mejatamu)

Dan masih banyak karyanya dari tahun 2015 hingga 2016. Daebak banget Mbak Hiday ini.

Jabatan-Jabatan yang Pernah dan Sedang Digenggam Mbak Hiday

Orang akan semakin tertempa jika sarat pengalaman. Baik pengalaman hidup dari dunia organisasi. Sebagai pencinta dunia literasi, tentu jabatan yang pernah dan sedang diamanahkan kepada sosok enerjik ini tidak jauh-jauh dari dunia literasi.

Ketua FLP Tuban (2015 -2016),Siapa yang tak kenal FLP? Salah satu pioneer dalam dunia literasi terutama literasi yang bernafaskan islam. Keren banget jika bisa diamanahi mejadi ketua, pasti tidak mudah dan alasan dijadikan ketua juga tidak main-main. Lalu pada tahun 2016 – 2017 menjadi Pengurus Bidang Danus FLP Jatim, dan 2017 – sekarang menjadi Ketua Divisi Karya.

Nur Hidayati
Penasehat ODOP

Selain jabatan komunitas yang berbau FLP, mbak Hiday juga merupakan dewan Penasehat Komunitas One Day One Post. Komunitas One Day One Post hingga saat ini telah menampung 6 angkatan, dan kegiatannya di WAG juga tidak jauh dengan dunia literasi.

Selain Dewan Penasehat Komunitas ODOP, mbak hiday adalah Founder dari Nulis Aja Community. Sebuah komunitas yang bertujuan menelurkan penulis solo. Nulis Aja Community diawali dengan semangat mendirikan bisnis startup dengan tujuan jangka panjang menjadi wadah untuk belajar bagi penulis pemula juga memiliki penerbitan sendiri. Tahun 2018 adalah tahun kedua berdirinya Nulis Aja Community, dan telah lahir  7 novel solo dari 7 penulis.

Mbak Hiday juga sempat aktif di Yayasan Al Uswah Tuban. Selain menjadi kontributor Majalah Al Uswah Tuban (sejak tahun 2014), Mbak Hiday juga seorang Manager di Al Uswah Tuban Languange yang mengajarkan bahasa inggris dan bahasa arab untuk anak-anak. Dia juga sosok guru bahasa arab, bahasa inggris dan guru mapel Hadist di SDIT, SMAIT, SMPIT AL Uswah Tuban.

Selain jadi guru, mbak Hiday adalah seorang Finance Manager di Izzy Laundry dan CEO Cahaya Kata, Sebuah toko buku online dan perpustakaan gratis.

Apa yang Dilakukan Mbak Hidau Setelah Lulus Menyelesaikan Beasiswa LPDP

Baru-baru ini mbak Hiday mendirikan Sanggar Caraka, sebuah taman bacaan masyarakat yang didirikan di samping rumahnya. Meskipun baru saja didirikan dan sedang diurus perijinanya, Sanggar Caraka telah memiliki agenda pekanan yaitu sinau PUEBI, sinau fiksi, Sinau Sejarah dan juga belajar bahasa inggris dengan tajuk English for Writers.

Sanggar Caraka
Kegiatan di Sanggar Caraka

Kedepannya Sanggar Caraka ini akan memimpin beberapa bidang usaha salah satunya adalah penerbitan, juga mengadakan berbagai event dunia literasi yang akan dilaksanakan secara daring dan luring sehingga manfaatnya bisa dirasakan dari berbagai penjuru dunia, tidak hanya oleh orang Tuban dan sekitarnya.

Berikut rencana kegiatan Sanggar Caraka:

  1. Taman Bacaan, Sebagai tempat untuk membaca bagi masayarakat sekitar Sanggar Caraka, tempat diskusi dan belajar meresensi buku. Rencana ke depannya akan mengadakan lomba resensi yang diperuntukkan bagi anak SD dan SMP, dengan tujuan gemar membaca sejak dini.
  2. Kegiatan Kepenulisan, Kebahasaan, dan Mengkaji Sejarah
  3. Kursus Bahasa
  4. Melihat ilmu bahasa arab dan bahasa inggris yang dimiliki Mbak Hiday,dan berharap ke depannya Sanggar Caraka bisa semakin besar dan bisa mendirikan tempat kursus dua bahasa tersebut.
  5. Sekolah Menulis Secara Daring dan Luring
  6. Rencana ke depannya kurikulum sekolah menulis akan terus diperbaiki dan dilaksanakan dengan baik. Juga akan menggandeng penulis senior yang sudah kompeten di dalamnya untuk membantu proses belajar menulis.
  7. Penerbitan, Pemasaran dan Penjualan Buku
  8. Merintis usaha penerbitan, sekaligus memasarkan dan menjual buku secara luring dan daring.
  9. Wisata Literasi
  10. Mengadakan perjalanan wisata sekaligus belajar dunia literasi sambil mengunjungi Singapura dan Malaysia sebagai tujuan utama.

Mbak Hiday dengan Semboyan Hidup Man Saara ala ad darbi Washala

Dengan semboyan hidup Man Saara ala ad darbi Washala yang artinya barang siapa yang mau berjalan, maka akan sampai tujuannya. Atau dalam arti yang lebih luas yaitu jika kita akan bergerak berjalan menempuh cita-cita, pada akhirnya cita-cita itu akan tercapai.

Dengan semboyan itu pulalah mbak Hiday bisa terpilih untuk mengikuti Program Life of Muslim in Germany. Program ini full disponsori oleh pemerintah German melalui Goethe Institute. Mbak Hiday terpilih seleksi dari 967 pelamar, yang tentunya segala akomodasi di German telah dipersiapkan oleh pemerintah di sana. Mbak Hiday dan rombongan tinggal menikmati perjalanan dengan senyum gembira.

Nurhidayati
Mbak Hiday Jalan-Jalan

Selain itu beberapa waktu yang lalu mbak Hiday juga sempat backpacker an ke Belanda, alias jalan-jalan sendiri ke Belanda ditemani ransel, untuk  melakukan riset Tesis Manuskrip Bonang guna menyelesaikan S2-nya. Sebelum memulai risetnya di Leiden, mbak Hiday mengajukan perijinan ke Universitas Leiden dan ternyata kemudian mendapat undangan untuk melakukan penelitian di sana. Dana perjalanan melakukan penelitian di Leiden berasal dari dana tesis LPDP plus dari beberapa sponsor. Mbak Hiday bilang perjalanannya ke Belanda ini lebih fleksibel dibandingkan Program Life of Muslim In Germany karena tanpa itinerary. Makanya Mbak Hiday bisa jalan-jalan nengok menara Pisa, juga museum Louvre di perancis.

Nur Hidayati
Mbak Hiday di Paris

Fakta Menarik Antara Nur Hidayati VS Nur Widayati

#1 Fakta pertama dari kedua emak ini adalah bahwa satu huruf saja bisa memberi arti berbeda. Makanya itu kita nggak boleh typo saat menulis. Bisa merusak arti. Coba bayangkan saat kita nulis surat buat orang tercinta yang namanya Dina, dan typo atau mungkin autocorrect menjadi Dian, dan kita nggak memperbaikinya. Lalu akan terjadilah perang dunia ke tiga. Terus apa hubungannya dengan dua nama emak di atas? Hubungannya adalah jangan salah sebut, karena pasti orangnya berbeda, dan gen yang dibawanya udah pasti beda.

#2 Fakta kedua adalah dua emak itu suka banget dunia literasi, suka ngerumpiin tulisan-tulisan penulis yang udah malang melintang di dunia kepenulisan. Sok iyes, mengkritik dan mencari seupil kesalahan yang mungkin ditemukan. Namun lebih pada kenyataanya penulis-penulis yang udah malang melintang itu sudah kuat membangun ceritanya, itu yang harus ditiru. Jadi nggak ada upil.

#3 Fakta ketiga adalah dua emak itu belum pernah ketemu di dunia nyata, tapi sedang melakukan transaksi di dunia maya. Apa nggak berbahaya tuh? Bagaimana kalau kenyataanya si W itu adalah bawang merah yang jahatnya naudzubilah? Pastinya si emak H ini akan ketipu.

Nur Hidayati penerima beasiswa LPDP
Nur Hidayati Vs Nur Widayati

#4 Fakta keempat adalah dua emak ini menyandang gelar ratu sibuk. Namun si emak H ini emang Ratu Super Sibuk dan si W ini Ratu Sok Sibuk. Tenang saja kalau kita singkat itu sama-sama RSS kok. Jadi nggak usah kita permasalahkan.

#5 Fakta kelima adalah penulis blog ini harus segera menamatkan poin fakta hingga poin ke lima saja. Sebab faktanya kedua emak itu selalu akur dan sedang bisik-bisik mengenai lahan basah yang akan mereka kerjakan di kemudian hari. Tenang saja, yang tertarik dengan lahan basah ini boleh gabung ikut nyemplung, biar sama-sama basah. Basah untuk bahagia.

Sudah kenal Mbak Hiday kan? Sudah bisa bayangin bagaimana kegiatan Mbak Hiday yang penuh setiap harinya meski pada pagi hari terkadang kita masih bisa chattan sambil selonjoran melipat baju kering yang sudah seminggu menumpuk, Finally, sukses untuk mbak Hiday, si Perneima Beasiswa LPDP tetap ingat Man Saara ala ad darbi Washala hingga Scholarshipnya tembus ya. Goodluck.

Tulisan ini diikutsertakan dalam GA Hiday dan Sahabat, sebuah Sketsa

Hiday Nur Giveaway
GA Hiday dan Sahabat