Mengikuti Kompetisi, Sebuah Cara Mengalahkan Diri Sendiri. Beberapa hari di mulai pertengahan Januari 2019 ini, saya bertekad untu mengikuti berbagai lomba blog yang ada. Ini juga sesuai dengan resolusi yang saya canangkan untuk direalisaikan pada tahun 2019 yang berhubungan dengan blog, yaitu salah satunya mengikuti kompetisi.
Dan akhirnya saya berhasil menulis 4 artikel yang ternyata membutuhkan waktu dan amunisi yang luar biasa, apalagi selama ini saya biasanya menulis fiksi untuk ukuran blog yang jumlah katanya berkisar 700 an.
Mengingat 4 artikel tadi, meski saya tahu jika belum menyelesaikannya dengan maksimal, namun hati saya sungguh lega bahwa saya mampu mengalahkan diri sendiri dari rasa malas, rasa tidak percaya diri karena merasa tidak mampu menulis artikel (non fiksi) juga ketakutan jika saya akan kehilangan lagi banyak kesempatan.
Empat tulisan yang saya lombakan itu adalah
Saya yakin yang mengikuti lomba blog di atas pasti bejibun, dan tentunya banyak narablog professional di antaranya. Awalnya saya rasa ini hanya sia-sia, kemungkinan besar nggak akan menang. Namun, kemudian terlintas di hati, saya ingin belajar menaklukan diri sendiri bahwa saya mampu menulis artikel dan kemudian menyelesaikannya. Saya tidak akan tahu jika saya tidak pernah mencoba.
Awalnya saya susah sekali memulai menulis pembukaan kalimatnya. Tulis…hapus…tulis hapus. Bahkan untuk Asus saya membutuhkan waktu dua hari dua malam untuk menyelesaikan tulisan berikut infografis sebagai penunjangnya.
Begitu juga dengan lomba Jasmine Elektrik, Lomba Blog Nodi, rasanya jemari ini seudah kaku untuk mengetik lagi. Ada dorongan kuat dalam diri sendiri untuk menyerah. Namun sisi hati yang lain yang paling dalam meminta saya untuk mencoba dan tidak menyerah.
Saya perlu browsing berulang kali ke berbagai tulisan yang temanya tidak jauh beda agar mendapatkan referensi dan feel untuk memulai menulis. Akhirnya satu persatu bisa saya selesaikan. Yang pertama tentunya Lomba Asus Zenbook S, karena deadlinenya 18 Januari kemarin. Namun meski sudah selesai untuk tulisan Asus, ada sedikit rasa sesal pada diri karena saya merasa masih kurang maksimal. But finally, lupakan apa yang sudah selesai, mulai menulis lagi…lagi…lagi.
Seperti dalam pepatah “Kita bisa karena biasa’, saya dan teman-teman pembaca pasti yakin jika semua hal yang dilakukan secara konsisten, pasti kelak kita akan menuai hasilnya. Seperti halnya dalam menulis, meski awalnya sangat kesusahan sekali, kelak kita akan terbiasa menulis dengan baik, dengan feel yang semakin klik. Tentunya kita tidak perlu patah hati jika tidak menjadi pemenang, karena kabar baiknya kita justru bisa belajar dari pemenang dan terus belajar memperbaiki diri karena ini adalah satu usaha untuk mengalahkan diri sendiri dari rasa rendah diri, malas, sibuk dan berbagai banyak alasan lainnya.
Tetap semangat untuk terus menulis, menebar kebaikan. Ingatlah, Kita bisa karena biasa. (end)
Yeyyyy, bismillah
Aku juga pengin thn 2019 ini lebih rajin ngeblog, semangaaaattt!
Semangat, Mbak…
Tulisan tulisan di blog ini keren,
Saya sendiri masih terus belajar untuk menulis blog.
Yang bikin kesel itu pas lagi semangat semangatnya nulis eh tiba tiba kehabisan ide,kalau sudah gitu suka ngelantur nulisnya,melenceng jauh dari tema hehe…
terimakasih sudah mampir Mas Tio
nah, saya suka ini.
Ketika memaksakan diri tuk mengalahkan orang lain, malah lelah sendiri. Ajang kompetisi bagus diikuti tuk upgrade skill nulis kita, selain nulis seperti biasanya
bener banget, mbak