Metamorfosis proses ke lebih baik. Setiap mengingat kata metamofosis, saya selalu teringat akan perjalanan seekor ulat hingga ia menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang cantik, menjadi hiasan alam, dan sangat berguna bagi perkembangbiakan tumbuhan.

Kupu cantik yang berwarna-warni itu bermula dari seekor ulat. Pasti bergidik membayangkan seekor ulat. Ulat adalah hewan yang sering kita hindari, terlebih membuat kulit kita gatal jika memegangnya. Namun, sungguh menakjubkan jika pada akhirnya ulat ini menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang indah, yang membuat ita bahagia saat memandangnya.

Bagaimana jika metamorfosis itu kita aplikasikan ke dalam diri kita? Proses dari seorang yang kurang baik, menjadi seorang mahluk yang luarbiasa yang sangat bermanfaat bagi manusia lainya? Sudah sampai tahap manakah kita?

Baca Juga :

  1. Suka Duka Bulan Desember 2021
  2. Kenangan Masa Kecil yang Tak Terlupakan
  3. Apa Penyesalan Terbesarmu?

Cerita tentang Metamorfosis Diri

Seorang teman saya di saat SMA, terlihat bermetamorfosis dengan baik. Kini ia terlihat lebih mendalam ilmu agamanya serta pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dulu …. Ah jangan tanya! Kini beliau juga memiliki usaha rumah makan yang selalu ramai pesanan (terlihat dari postingannya di FB maupun di IG). Hanya satu yang tidak berubah, selera humornya yang masih tinggi. Ini terlihat saat kita beberapa kali chatting, dan karakter ia yang satu ini tidak lekang oleh waktu.

Proses metamorfosis diri yang tidak mudah
Sumber: www.pexels.com

Kemudian saya bercermin pada diri sendiri, sudah sejauh mana saya bermetamorfosis? Mungkinkah akhirnya menjadi kepompong yang terlebih dulu mati sebelum berubah menjadi kupu-kupu?

Sepertinya bagi saya pribadi, saya sedang menjadi kepompong yang tidak pernah terlahir menjadi kupu-kupu. Atau bahkan hingga kini masih menjadi ulat, yang masih memberikan rasa takut kepada orang lain untuk mendekat dan lebih banyak diingat karena ketidakmanfaatannya.

Kemudian menghitung diri, sudah seberapa banyak waktu yang saya habiskan? Ternyata semua berlalu begitu saja, tanpa ada yang berarti. Maka, kini saatnya intropeksi. Intropeksi setiap hari. Agar diri menjadi hamba yang lebih baik setiap hari dan menjadi hamba yang bermanfaat bagi umat lainnya. Dan mungkin itu adalah metamorfosis yang sempurna bagi manusia, menjadi lebih baik setiap hari dan bermanfaat bagi manusia yang lainnya.

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. “Demi masa. sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr 103 :1-3)

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia” (HR Ahmad At Thabrani, ad-Daruqutni, hadist ini di hasankan oleh Al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289)

“Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community”