Mengapa kita membahas pahlawan pada bulan bukan bulan pahlawan? Memang sepenting apa pahlawanmu itu jika kamu membandingkannya dengan pahlawan bangsa yang telah gugur membela negara.
Siapapun bisa menganggap seseorang sebagai pahlawan. Mungkin hal-hal kecil yan orang lain lakukan untukmu, dan sangat berarti bagimu, lalu kamu menganggap orang itu adalah pahlawan. Seperti contoh kecil, ketika kamu sedang bingung membutuhkan pertolongan, orang tersebut datang memberikan pertolongan, ketika kamu rasa tak ada lagi tempat untuk meminta tolong. Maka kamu pasti akan menganggapnya sebagai pahlawan.
Semuanya sah-sah saja. Menurut saya tak ada istilah spesifik yang mendefinisikan seperti apa seorang pahlawan. Namun, pastinya seorang pahlawan adalah seseorang yang rela membantu atau menyerahkan hidupnya kepada orang lain tanpa balas budi. Ya, contoh umumnya adalah pahlawan bangsa. Mereka rela mengorbankan nyawanya untuk kemerdekaan bangsa.
Lalu bagi kamu sendiri, siapa sosok pahlawan dalam hidupmu?
Sosok Pahlawan dalam Hidupku
Jika kamu bertanya kepada saya, siapa pahlawan dalam hidupku, saya akan menjawab tanpa ragu yaitu ibu. Mungkin kamu akan menjawab, sudah pastilah ibu akan melakukan segalanya untuk anak, karena itu sudah tugasnya. Tetapi tidak. Ibuku istimewa, meski hingga kini saya tak bisa membahagiakannya.
Mengapa saya menyebut ibu sebagai sosok pahlawan? Karena ia berjuang sendirian, untuk menghidupi anak-anaknya. Tanpa persiapan financial yang memadai. Karena ia tak pernah menduga lelaki yang mendampinginya, ayah kami, akan pergi untuk selama-lamanya lebih cepat dari yang ia kira.
Tahun 1988 adalah tahun yang terasa berat bagi keluarga kami. Malam itu kami mendengar berita dari rumah sakit, jika ayah telah pergi untuk selama-lamanya. Ayah memang sudah beberapa bulan dirawat di rumah sakit. Saya sendiri kurang paham apa penyakit ayah. Karena saat itu saya masih kelas 4 SD atau sekitar umur 8 tahun, belum begitu paham
Malam itu, kesunyian yang awalnya ditemani suara-suara jangkrik dari luar rumah, berubah menjadi isak tangis. Juga keramaian tetangga yang sigap mempersiapkan segalanya. Saya dan kakak, hanya bisa menangis tersedu. Sejak hari itu, saya harus melihat ibu yang mengerahkan seluruh jiwa dan tenaganya untuk menghidupi kami, 6 orang anak-anaknya. Bahkan si bungsu saat itu masih berusia 6 bulan.
Sekelumit Kisah Hero dalam Hidupku
Hidup memang tak pernah mudah. Tapi ibu menjalaninya dengan tabah. Meski terkadang gerutuan atau omelan sesekali keluar dari mulutnya, tetapi saya tahu jika itu puncak dari kekesalan hati yang sudah tidak terbendung lagi. Tidak ada teman untuk bicara, semua beban ada di pundaknya.
Sejak ayah tiada. Ibu melanjutkan berjualan makanan. Sejak malam pukul dinihari, beliau sudah berkecimpung di dapur. memasak segala makanan yang akan dijual. Sekitar jam 09.00 wib dia pergi ke pasar untuk menjajakan dagangannya. Sebenarnya jam 09.00 wib pagi sudah terlalu siang untuk menjajakan dagangan ke pasar. Tapi ibu tetap semangat membawa pergi dagangan ke sana.
Karena berjualan makanan matang tidak terlalu menguntungkan dan menghabiskan sebagian besar waktunya, ibu beralih menjual bahan makanan, sayur, bumbu dan lain sebagainya. Setiap pagi dia belanja ke pasar dan kemudian keliling kampung menjajakan dagangannya. Seharian penuh.
Ibu pernah bercerita jika hampir terseret arus sungai. Memang, untuk melewati antara desa satu ke desa satunya, ibu harus menyeberang Kali Opak. Waktu itu hujan turun sangat lebat. Hari sudah sore, bus yang ditunggu ibu tak kunjung datang. Akhirnya ibu harus menguatkan hati menyeberang sunagi Opak yang cukup deras airnya. Badan kecil ibu hampir saja terseret arus. Beruntung Allah masih menolong ibu. Jika tidak, entah apa jadinya.
Tahun itu, sekitar 1995-an teknologi belum berkembang seperti saat ini. Bahkan transportasi, seperti kendaraan bermotor hanya dimiliki oleh orang-orang yang tertentu saja. Bus umum masih menjadi transportasi favorit. Maka, toko online belum merajalela seperti saat ini.
Hingga kini ibu masih menekuni usaha ini, meskipun anak-anaknya yang sudah berumahtangga semua menginginkannya duduk di rumah. Mungkin begitulah orang tua yang tidak akan pernah tahan untuk duduk berdiam saja. Jika masih diberi kesempatan, saya ingin memberikan kado untuknya, yaitu pergi umroh seperti impiannya selama ini.
Kalau kamu, apakah memiliki cerita pahlawan?
Kontes Super Bercerita Tentang Sosok Pahlawan
Kini kesempatan kamu menceritakan pahlawan di sekitarmu. Kamu bisa menuliskannya di blog dan diikutseratan dalam kontes SUPERBERCERITA dengan tema #KadoUntukPahlawan.
Dengan menceritakan pahlawan di sekitarmu, setidaknya akan memberikan inspirasi bagi sebagian besar orang yang membaca ceritamu. Dan kamu juga berkesempatan memenangkan hadiah jutaan rupiah. Untuk lebih lengkapnya mengikuti kontes blog Super Bercerita #KadoUntukPahlawan, bisa kamu lihat informasi lengkapnya di https://tinyurl.com/SUPERBERCERITA jangan lupa sertakan link Suppapp.id
Jangan lupa untuk memposting tulisanmu di Instagram dan mention @aplikasisuper. Dengan mengikuti lomba ini, kamu dan juga pahlawan yang kamu ceritakan berkesempatan medapatkan hadiah dari Super Bercerita.
Yuk, abadikan perjuangan Pahlawan di sekitarmu yang mengisnpirasi di blog. Share agar lebih banyak orang yang membaca tulisanmu dan terinspirasi. Dan beri #KadoUntukPahlawan dengan hadiah jutaan rupiah. Selamat berkarya.
Bagi saya, ibu adalaha segala nya..
Terima kasih ibu