Cara Mengatasi Galau Karena Omongan Orang Lain. Kita adalah kita sedniri karena yang mengetahui persisnya isi hati dan risiko dari apa yang
Sudah lebih dari 3 bulan yang lalu saya resmi resign dari perusahaan tempat bekerja selama ini. Kini totalitas saya hanyalah seorang ibu rumah tangga. Namun, semuanya tidak mudah saya jalani. Banyak suara-suara yang mengatakan bahwa pilihan hidup yang saya buat adalah suatu kesalahan.
Baca Juga :
- Review Novel Love Interrupted Karya Maya Lestari GF
- Earphone TWS Wireless Bluetooth 5.0 untuk Android
- Review Scarlett Essence Toner dan Scarlett Glowtening Serum
Daftar Isi
Cara Mengatasi Galau Setelah Resign
“Sekarang nggak kerja lagi ya, Mbak? Wah, sayang banget. Bukannya sudah permanent?” kalimat-kalimat itu yang sering menyapa saya kini. Kemudian saya bertanya dalam hati kecil, apakah menyesal keputusan resign ini? Berulang kali memikirkan hal itu, dan saya bersyukur bahwa rasa penyesalan tidak saya temukan di hati.
Pilihan menjadi ibu rumah tangga atau menjadi pekerja kantoran, semua punya konsekwensinya sendiri. Menjadi ibu rumah tangga tentu saja tidak akan mendapat gaji bulanan dan bonus-bonus lainnya seperti pekerja kantoran. Namun menjadi pekerja kantoran, kita harus fokus 8 jam lebih di sana, berkutat dengan segala macam kerjaan. Belum lagi jika tidak mendapatkan boss yang bisa mendukung kinerja kita. Akan semakin membuat beban hidup meningkat.
Saya kemudian teringat khutbah idul fitri beberapa waktu yang lalu, ustad mengatakan bahwa kita harus mendapatkan kehidupan yang tenang dan berkah. Karena nominal harta yang kita terima belum tentu menjamin ketenangan batin. Kemudian saya merenungi apa yang saya jalani selama ini, dan sepertinya ketenangan itu sedikit banyak menjauh, karena terkadang pekerjaan kantor terpikirkan di rumah, menjadikan tidak fokus di dua-duanya, dunia kerja dan dunia rumahtangga.
Lalu apakah saya galau dengan sapaan orang-orang yang seolah menyalahkan keputusan yang saya ambil, karena banyak di luar sana yang mencari pekerjaan dengan posisi yang saya pegang saat itu? Tidak. Sungguh saya tidak galau dengan itu. Saya menangkalnya dengan rencana-rencana hidup saya yang memang belum tentu semua orang akan mengerti. Namun, satu hal yang saya pegang yang penting suami mendukung keputusan saya dan siap dengan segala konsekwensinya.

Cara Mengatasi Galau dengan Melakukan 7 Hal Ini
Berikut hal-hal yang bisa membuat saya lepas dari galau atas keputusan resign:
Menentukan dan memetakan arah
Jadi saya harus tahu apa yang harus kulakukan setelah resign ini. Kita mau melakukan apa. Membuat peta yang ingin saya capai. Zaman digital seperti sekarang tentu tidak akan kesusahan melakukan aktifitas yang bisa menghasilkan uang dari rumah.
Mengembangkan Hobi
Mengisi waktu yang lebih banyak di depan kita, gunakan untuk mengembangkan hobi. Kelak apa yang kita tekuni dengan serius akan membuahkan ahsil.
Menulis
Waktu saya tentu lebih banyak saat ini jika membandingkannya dengan saat saya masih kerja dulu. Jadi saya usahakan untuk menulis terus setiap hari, mengikuti komunitas-komunitas yang memberikan rangsangan pacu andrenalin.
Membaca
Meningkatkan fungsi otak dengan terus membaca. Membaca Novel atau buku-buku lain yang bermanfaat atau membaca blog teman di komunitas.
Berjualan Online
Ini satu hal yang sedang saya rintis. Belajar dari senior bahwa berjualan ini niatkan untuk membantu kebutuhan orang lain. Saat ini tentu banyak pengusaha yang membuka kesempatan untuk menjadi reseller, distributor atau agen. Terus bergerak mencari ilmu agar usaha ini tetap berjalan dan Allah ridhoi.
Biarkan anjing menggonggong
Biarkan saja orang berbicara tentang kita, selama kita tidak mengganggu urusan mereka. Ambil ibrah jika yang mereka sampaikan adalah kebaikan. Abaikan jika yang mereka sampaikan membuat lemah hati kita. Kitalah yang tahu diri kita sendiri. Jangan pernah mau orang lain mengontrol kita.
Cara Mengatasi Galau dengan Terus Mendekatkan diri pada Tuhan YME
Dialah Allah yang memiliki jiwa dan hati kita. Mendekat pada-Nya, pasrahkan pada-Nya apa yang kita usahakan. Bicarakan pada-nya keinginan-keinginan kita. Terus memujilah Dia, karena Dial ah yang pantas dipuji.
Nah, itu 7 hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi galau. Namun, bisa jadi obat anti galau Anda berbeda dengan apa yang saya uraikan di atas. Tetap berjalan maju, jangan biarkan kata-kata negatif masuk ke telinga dan mempengaruhi hati kita. Semangat!
“Postingan ini diikutsertakan dalam program One Day One Post bersama Estrilook Community”
#Day10
Tinggalkan Balasan