Modus penipuan yang mengatasnamakan bank makin sering terjadi belakangan ini. Oknum penipu sudah dengan berani mencatut nama bank untuk menawarkan produk perbankan ke orang nasabah. Mereka pun memanfaatkan teknologi dengan membuat sosial media, website, dan telepon pengaduan untuk mengelabui banyak orang. Nah, seperti apa modus penipuan yang sering dipakai?

Tren Modus Penipuan Mengatasnamakan Bank

Modus penipuan yang mengatasnamakan bank merupakan salah satu bentuk penipuan digital atau penipuan online. Modus ini dilakukan orang-orang tidak bertanggung jawab yang ingin meraup keuntungan pribadi. Biasanya pelaku berpura-pura sebagai customer service dari bank dan akan meminta data penting berupa informasi pribadi untuk mengakses rekening tabungan korbannya. Data yang diincar seperti user ID, password, kode OTP, Nomor PIN, Nomor ATM, Nomor CVV (3 digit angka di bagian belakang kartu kredit dan debit).

Saat menghubungi korbannya, penipu yang mengatasnamakan bank ini menggunakan nomor telepon yang sangat mirip dengan aslinya. Dengan kecanggihan teknologi seperti sekarang, nomor telepon yang penipu gunakan sudah ada nama banknya, walaupun korban tidak pernah menyimpannya. Hal inilah yang membuat para korban mudah percaya bahwa penipu benar-benar dari pihak bank.

Tidak hanya nomor telepon, pelaku penipuan juga dapat memalsukan akun media sosial perbankan. Mulai dari nama akun, foto profil, hingga alamat website juga sudah mereka buat semirip mungkin dengan aslinya. Dengan teknik manipulasi psikologi atau social engineering, korban jadi lebih mudah mereka kelabui dan menuruti semua keinginan penipu.

Jenis Modus Penipuan yang Mengatasnamakan Bank

Meski jenisnya bervariasi, tujuan utama para penipu ini cenderung sama, yakni ingin mendapatkan data pribadi korban yang sebenarnya bersifat rahasia. Berikut beberapa jenis modus penipuan yang sering terjadi hingga saat ini.

Pishing salah satu jenis penipuan

1. Phishing

Jenis penipuan ini paling banyak terjadi dalam bentuk email dan pesan teks berupa SMS atau WhatsApp. Beberapa kasus phising juga ada yang modusnya melalui telepon. Namun apapun media yang penipu gunakan, modusnya sama-sama mengarahkan korban mengeklik tautan link yang mereka berikan. Tautan link tersebut biasanya berupa link website bank yang tentu saja palsu, tapi terlihat sangat mirip dengan aslinya.

Di website palsu tersebut, penipu biasanya akan meminta mengisi data diri terlebih dahulu. Nah, data-data inilah yang sebenarnya para pelaku penipuan phising incar. Itulah alasan kita untuk selalu berhati-hati pada setiap link asing yang orang-orang asing beri.

2. Impersonation

Impersonation adalah jenis penipuan yang mengatasnamakan bank dalam bentuk penawaran berupa promo, hadiah, dan semacamnya. Penipuan ini paling banyak via SMS atau WhatsApp. Umumnya penipu akan memanfaatkan momen-momen seperti ulang tahun brand atau event besar. Misalnya seperti ulang tahun brand fashion, HUT Kemerdekaan RI, hari raya keagamaan, atau pada tanggal-tanggal cantik tertentu.

3. Vishing 

Vishing adalah singkatan dari voice phishing. Jenis penipuan ini biasanya melalui telepon. Sama halnya dengan phishing, pada modus ini pelaku akan mengelabui dengan informasi bahwa korban mendapatkan penghargaan dan berhak memperoleh sejumlah hadiah.

Untuk mengklaim hadiah tersebut, korban akan diminta menjawab pertanyaan dari penipu berupa data-data pribadi. Tidak hanya hadiah, jenis penipuan dengan vishing juga sering berupa penawaran kartu kredit, penipuan payment card, penipuan pulsa, penipuan dalam transfer, dan sejenisnya.

4.Smishing 

Modus penipuan yang mengatasnamakan bank dengan cara phising melalui pesan elektronik/SMS disebut Smishing. Pada jenis ini, pelaku biasanya sudah mengantongi sejumlah nomor telepon yang mereka dapatkan dari pasar gelap. Mereka lantas akan mengirimkan pesan secara acak ke ratusan nomor. Isi pesannya tentu saja sudah menyertakan link website palsu. Beberapa ada pula yang menyertakan nomor kontak call center yang juga palsu.

Jenis penipuan ini sebenarnya tidak sekadar untuk mendapatkan korban saja, tapi juga sebagai upaya penyaringan dan pembaruan database pelaku kejahatan. Mereka hanya ingin mengecek apakah nomor telepon yang mereka hubungi masih aktif atau tidak.

5. Penipuan Media Sosial

Jenis penipuan satu ini makin berkembang belakangan. Biasanya penipuan melakukan aksinya via Direct Message (DM) oleh akun media sosial palsu terhadap korban yang memenangkan kuis. Isi pesan umumnya berupa informasi agar korban menghubungi nomor telepon yang penipu berikan. Mereka yang menjadi korban biasanya yang kurang teliti bahwa akun media sosial tersebut sebenarnya palsu. 

Contoh Modus Penipuan yang Mengatasnamakan Bank Terbaru

Dalam sebuah modus penipuan, para oknum akan menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan data nasabah. Berikut contoh trik yang oknum penipu pakai yang mengatasnamakan bank:

Perubahan Tarif Transfer salah satu modus penipan Mengatasnamakan bank terbaru

1. Perubahan Tarif Transfer

Belum lama ini, Bank Indonesia telah menerapkan tarif transfer baru untuk semua perbankan. Hal ini rupanya para penipu manfaatkan untuk menjaring korbannya. Mereka berpura-pura dari pihak bank menawarkan tarif transfer yang lebih murah pada nasabah. Agar cepat mereka proses, penipu meminta data-data penting pada calon korbannya tersebut.

2. Tawaran Menjadi Nasabah Prioritas

Penipu biasanya menawarkan upgrade menjadi nasabah prioritas. Nasabah prioritas merupakan golongan nasabah yang akan mendapatkan banyak manfaat dari bank, semisal potongan biaya transfer hingga diskon di merchant yang sudah bekerja sama. Untuk menjadi nasabah prioritas, perlu ada sejumlah syarat yang harus dilakukan. Namun, oknum penipu menjanjikan sebuah kemudahan hanya dengan mentransfer sejumlah uang.

3. Bayaran untuk Dapat Mesin EDC

Modus ini biasanya menyasar para pelaku usaha yang ingin mendapatkan mesin EDC. Penipu akan berpura-pura menawarkan jasa menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit. Penipu lalu meminta korban melakukan transfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC tersebut. Sebagai informasi, pemberian mesin EDC tidak dipungut biaya apa pun.

4. Layanan Konsumen Palsu

Penipu biasanya mengincar nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan di media sosial. Penipu menggunakan akun palsu dan berpura-pura menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya. Setelah korban percaya, pelaku akan mengarahkannya ke website palsu dan meminta korban memberikan data pribadinya.

5. Hadiah dari Kuis

Modus ini mengincar mereka yang dinyatakan menang dalam giveaway atau kuis yang diadakan perbankan melalui media sosial. Biasanya pelaku akan menghubungi lewat telepon atau DM di media sosial dan meminta korban menyerahkan data-data pribadi untuk mendapatkan hadiah tersebut. Ada pula yang meminta korban mengirimkan uang terlebih dahulu dengan dalih biaya administrasi, pajak, dan lain sebagainya.

6. Informasi Kejahatan Palsu

Di modus ini, pelaku biasanya menginformasikan bahwa telah terjadi transaksi mencurigakan dalam rekening calon korban. Agar uang di rekening korban aman, pelaku akan menawarkan pengamanan rekening. Pelaku kemudian meminta semua data pribadi korban dengan dalih keamanan tersebut.

Itulah sejumlah modus penipuan yang sering oknum lakukan mengatasnamakan bank. Pastikan tetap menjaga kerahasiaan data perbankan dengan tidak memberikan PIN, nomor kartu kredit, dan CVC ke siapa pun. Segera hubungi HaloBCA 1500888.