Novel Hilda : Dibalik Kesulitan Pasti Ada Kemudahan. Betapa senangnya hati saya ketika mengetahuhui masuk jajaran pemenang harian ODOP ICC yang berlangsungpada Januari 2021 kemarin. Saya termasuk pemenanghari ke-12. ODOP ICC adalah challenge One Day One Post yang diselenggarakan oleh Ibuku Content Creator bekerjasama dengan Mubadalah.id. Senangnya lagi, 30 ODOP ICC kita tinggal menulis sesuai tema yang telah ada.

Kebetulan saya menjadi pemenang pada tulisan hari ke-12. Hari tersebut tema peserta ODOP ICC harus menulis isi dari webinar hari sebelumnya. Jadi di hari ke 11, malam harinya ada webinar yang akan menjadi tema tulisan pada hari ke-12. Tema webinar tersebbut adalah Peran Keluarga sebagai Support System Penyintas Kekerasan Seksual.

Webinar tersebut dibawakan oleh mbak Muyassaroh Hafidzoh. Beliau menyampaikan bahwa sudah seharusnya keluarga menjadi support system pertama kali, ketika ada anggota keluarganya yang mengalami kekerasan seksual, bukan justru ikut menjatuhkan mentalnya. Karena sesungguhnya yang mereka butuhkan adalah dekapan hangat, bukan hujatan.

Hal ini persis seperti yang tertuang dalam novel Hilda, Cinta luka dan Perjuangan karya Mbak Muyassaroh Hafidzoh itu sendiri. Oh ya, karena mbak Muyassaraoh Hafidzah ini penulis novel yang berjudul Hilda ini, maka pemenang tulisan di hari ke-12 ini mendapatkan hadiah novel ini lho, seperti saya. Pokoknya seneng banget rasanya.

Tentang Novel Hilda

Novel ini terbit pertamakali pada Januari 2020 oleh penerbit Cipta Bersama. Dengan jumlah halaman 508, cukup tebal sebenarnya, tapi asyik saja membacanya. Karena novel ini tidak hanya menyajikan tentang luka atau cinta begitu saja. Banyak pelajaran berharga dari kitab-kitab termasyhur yang mungkin hanya dipelajari di pesantren atau kalangan keluarga Kyai saja. Jujur saja saya baru pertama kalinya mendengar judul buku atau kitab-kitab yang disebutkan di sana.

Ini untuk kedua kalinya saya membaca novel karya perempuan yang memang memiliki latar belakang pesantren. Sedikit agak berbeda dibandingkan novel-novel karya penulis ternama Habiburahman El Shirazy. Bukan tidak bagus, tetapi masing-masing pengarang memiliki ciri khas tersendiri. Seperti novel Hilda ini, keraifan lokalnya lebih terasa sekali. Sedangkan novel Habib lebih terkesan modern. Ini Hanya penilaian secara pribadi saya, pun belum banyak novel yang saya baca dari karya keduanya.

Novel Hilda
Novel Hilda, Cinta, Luka dan Perjuangan

Review Novel Hilda

Saya membutuhkan waktu beberapa hari untuk menyelesiakan novel ini, karena padatnya jadwal saya yang lain. Jika tidak, biasanyanya saya lebih suka menyelesaikan novel dalam sekali duduk atau dua kali duduk. Nah yuk, baca sedikit review saya tentang Novel Hilda ini.

Cerita Tentang Apa Novel ini?

MBak Muyas memulai cerita ini dengan setting sebuah seminar di salah pondok pesantren tempat Hilda menuntut ilmu selama ini. Kebetulan tema seminar atau dialog keagamaan tersebut juga tentang kekerasan seksual. Terlihat bahwa ternyata kaum perempuan sendiri menyalahkan pihak perempuan lain jika terjadi kekerasan seksual seperti pemerkosaan atau pelecehan seksual.

Baca Juga :

Bagaimana Peran Keluarga Bagi Penyintas Kekerasan Seksual?

Lalu diceritakan juga bagaimana Hilda saat mengalami kekerasan seksual tersebut. Hal it berdampak menjadi trauma dalam diri Hilda hingga dia beranjak dewasa. Bahkan dari hasil perkosaan itu, Hilda harus melahirkan seorang bayi laki-laki.

novel ini menceritakan jugapertemuan dengan Wafa, kemenakan pemilik pesantren yang kebetulan saat dialog keagamaan tanpa sengaja mengikuti acara tersebut. Dan memang selalu ada jalan bagi dua insan yang berjodoh.

Kisah cinta mereka yang manis, bikin baper. Tapi bagaimana reaksi Wafa setelah mengetahui latar belakang Hilda yang suram dan memiliki seorang anak tanpa ayah? Terlebih keluarga Wafa adalah keluarga terpandang.

Alur Cerita

Alur novel nya maju mundur. Beberapa bab di awal akan bergantian setting waktunya, yaitu masa kini Hilda dan masa di mana kejadian

Baca Juga:
Review Novel Bertemu proses, Journey to Your Heart Karya Mumu Rahadi

Setting Tempat

Setting tempat yang banyak mengambil latar Pesantren Darusallam, tempat Hilda selama ini tinggal dan memulihkan diri. Namun terkadang ada juga di café atau rumah makan, tempat dia bertemu dengan Wafa.

Namun ketika cerita berganti Hilda yang melanjutkan S2-nya di Yogyakarta, rumah dan toko milik orangtua Wafa, menjadi setting tempat yang sering tertulis.

Novel Hilda
Novel Hilda

Alasan Harus Memiliki dan Membaca Novel Hilda

Alasan yang kuat mengapa kalian pencinta novel harus membaca cerita ini adalah

  • Novel ini bukan fiksi murni tetapi berdasarkan kisah nyata seseorang, lalu mbak Muyassaroh Hafidzoh menuliskannya kembali dalam bentuk novel.
  • Di dalamnya banyak nama-nama kitab serta cuplikan pelajaran penting yang dari kitab-kitab tersebut
  • Merupakan novel penggugah jiwa, penggugah semangat, bagi kaum yang merasa tidak memiliki masa depan, bahkan bagi kita yang merasa sudah memiliki banyak hal
  • Kisah manis yang bikin baper antara Wafa dan Hilda
  • Perjuangan cinta Hilda dan Wafa yang tidak mudah bisa menjadi pelajaran bagi pasangan yang sedang memperjuangkan cintanya menuju halal

Baca Juga :

Kesimpulan Membaca Novel Hilda

Hal yang paling mencengangkan dari isi novel ini adalah sikap ibu Hilda yang mau dengan lapang dada menerima keadaan Hilda. Beliau juga mampu menyembunyikan hatinya yang hancur dari pandangan Hilda. Bahkan lebih dari itu, Ibu Juju mau mengurus anak Hilda, Kareem, agar Hilda bisa meraih cita-cita dengan melanjutkan pendidikannya.

Sosok ibu Juju patut menjadi contoh. Sebab selama ini yang kita temui, perlakuan orang-orang terdekat justru merasa malu dan mencemooh, bukan memberi dukungan terbaik. Bahkan terkadang sosok laki-laki yang telah melakukan kekerasan seksual tidak mendapatkan sanksi apapun, apalagi sanksi sosial.

Mengubah stigma yang sudah mengakar tidaklah mudah. Seperti yang kita temui bahwa banyak hak perempuan yang selama ini terenggut karena pandangan sosial yang berbeda. Kita yang memahami hal ini bisa memberi tahu atau memberi pandangan baru kepada orang-orang yang cara pandangnya berbeda.

So, kita belajar dari mana saja. Dari buku, dari sekeliling kita atau bahkan dari penderitaan yang menimpa orang lain. Tetap beri dukungan positif bagi yang memerlukan. Karena yang mereka butuhkan adalah pelukan dan telinga untuk mendengar beban di hati. Sebab selalu ada kemudahan di balik kesulitan.

Judul           : Hilda, Cinta, Luka dan Perjuagan
Penulis         : Muyassaroh Hafidzoh
Penerbit       : Citra Bersama
Cetakan I      : January 2020
Tebal            : 508 hal, 205 x 104 mm
ISBN            : 978-602-53480-6-8

Info Agenda Acara Mubadalah.id x ICC