Pengalaman Pindah rumah Antar Pulau, Apa yang Harus Kita bawa? Ketika memiliki kehidupan baru seperti menikah,kita sebagai seorang istri biasanya akan selalu ikut kemanapun suami tinggal atau mungkin mutasi kerja yang mau tidak mau wajib kita laksanakan jika tidak ingin akan terkick dari pekerjaan. Biasanya ada perasaan berat saat harus meninggalkan tempat biasanya kita tinggali, meninggalkan teman-teman kantor, tetangga dan juga lingkungan yang selama ini sudah terasa nyaman.
Saya memiliki pengalaman pindah antar pulau, semuanya tidak pernah saya rencanakan. Hanya mengikuti perintah dari perusahaan tempat suami saya bekerja.
Daftar Isi
Pengalaman Pindah Pertama: Batam – Pekanbaru
Pengalaman pertama justru terjadi sekitar 4 bulan sebelum menikah. Waktu itu saya masih bekerja di kota Batam, dan pak suami yang saat itu masih “calon” tetapi status saya yang memang sudah dilamar harus ikut pindah kerja ke Pekanbaru. Untuk mempermudah mobilisasi setelah kami menikah saya harus ikut pak suami, maka saya memutuskan mengirimkan barang-barang saya ke tempat kos Pak Suami.
Barang yang saya miliki tidak terlalu banyak, hanya berisi baju dan buku-buku yang saya koleksi. Tahun 2004, biaya paket belum terlalu mahal. Ternyata keputusan ini memang membuat saya dan pak suami tidak kerepotan saat kembali ke Pekanbaru setelah merayakan pesta pernikahan di Yogyakarta, tempat asal saya.
Pengalaman Pindah Rumah Kedua : Pekanbaru – Yogyakarta
Tahun 2009, saat saya memutuskan pindah dari Pekanbaru – Yogyakarta. Saya hamil anak ke -3 saat itu. Saya merasa memerlukan teman pasca melahirkan nanti, terlebih kedua anak saya yang besar masih balita. Alasan tersebut yang membuat saya memutuskan untuk pindah sementara ke Yogyakarta.
Tidak banyak yang saya bawa saat itu, hanya baju-baju dan juga barang-barang persediaan melahirkan. Harga tiket pesawat saat itu pun masih terhitung murah.
Kami berada di yogyakarta mungkin ada sekitar 1 tahun. 3 Bulan Setelah melahirkan, sekitar bulan Agustus 2010, Gunung Merapi meletus, dan kami harus mengungsi ke Gunungkidul. Pengalaman yang tak terlupakan saat itu. Malam itu semua orang sudah pergi mengungsi, sedang kami masih terjebak di rumah. Ketika hujan kerikil terdengar menghujani atap, bau belerang yang menyengat, keadaan yang gelap gulita. Kami hanya membawa apa yang bisa kami bawa.
Baca Juga :
- Cerita Bulan Desember 2021 yang Penuh Hikmah
- Apa Pentingnya Work Life Balance Bagi Kewarasanmu?
- Review Noni Probiotics Balance Me Fine Toner dari N’Pure
Pengalaman Pindah Ketiga : Pekanbaru – Batam
Setelah pengalaman menghadapi Gunung Merapi yang meletus, Pak suami mendapat surat mutasi ke Batam. Sebagai seorang yang sudah berumah tangga tentu saja sedikit demi sedikit kami telah memiliki barang-barang yang memang kami butuhkan. Namun mustahil jika harus membaa semuanya.
Beruntungnya pihak perusahaan tempat suami bekerja membayar biaya kepindahan. Suami saat itu menggunakan kargo. Saya lupa berapa biaya untuk semua kargo ini.
Pengalaman pindah kali ini yang sedikit cukup memerlukan perhatian. Kami harus memilah mana barang-barang yang memang penting untuk dibawa. Meskipun ada beberapa barang yang rasanya sangat sayang tetapi karena repot untuk membawanya terpaksa kami tinggalkan atau kami berikan kepada tetangga.
Apa Saja yang Harus Kita bawa Saat Pindah Antar Pulau?
Berdarakan pengalaman pindah tersebut, saya bisa menyimpulkan beberapa barang yang harusnya kita bawa saat kamu harus pindah ke pulau yang berbeda.
1. Kendaraan
Meskipun saat ini memiliki kendaran dengan cara kredit bisa kita dapatkan dengan mudah tetapi bagi saya lebih baik mengurus surat-surat yang diperlukan untuk proses kepindahan kendaraan yang sudah kita miliki. Kendaraan sangat kita perlukan dalam mobilitas di tempat baru, karena kita belum mengetahui rute-rute transportasi dengan baik.
2. Alat-Alat Dapur atau Alat Memasak
Meskipun alat-alat dapur terkadang terlihat kecil, tetapi saat kita harus membelinya lagi ternyata budget yang diperlukan tidak sedikit. Saat saya pindah beberapa barang dapur yang saya bawa adalah panci serbaguna, mixer, blender, kompor gas, dan oven.
Sebenarnya saat itu saya pengin bawa cobek, tetapi karena terbuat dari batu dan berat, pak su nggak mengijinkannya. Ternyata sampai sekarang saya menyesali mengapa nggak mempertahankan pendapat kepada pak suami untuk tetap membawa cobek tersebut. Selain karena pemberian ibu mertua, ternyata mencari cobek sebagus cobek batu milik saya tersebut sangat susah dditemukan di Batam ini.
3. Buku-Buku
Buku bagi saya adalah sesuatu yang sangat berharga. Meski saat ini kita bisa membaca buku secara digital tetapi tetap berbeda rasanya saat membaca buku fisik. Jadi saya tetap memutuskan untuk membawa buku-buku saya terbang ke Batam. Dan saya tak pernah menyesali keputusan ini.
Baca Juga:
- Yuk Intip Perhiasan Wanita untuk Maskawin dan Investasi
- Cara Mudah Menentukan Gadget Impian dari Tabloid Sinyal hingga Carisinyal
- Permainan yang Bikin Kamu Kaya, Begini Cara Main Monopoli yang Benar
4. Arsip atau Dokumen
Arsip atau dokumen juga sesuatu yang amat sangat penting. Jangan lupa membawanya saat pindah. Terlebih dokumen kepindahan yang kamu butuhkan untuk mengurus dokumen resmi baru nantinya. Sebaiknya surat kepindahan kamu urus sebelum meninggalkan kota lama, agar kamu tidak perlu bolak-balik lagi yang berarti memerlukan biaya transportasi yang tidak sedikit.
5. Baju
Tentu saja baju harus dibawa dan ini adalah barang pertama yang biasanya kita rapikan atau sudah terpaking. Nggak mungkin kan, harus beli baju baru dalam jumlah banyak. Jika kamu keberatan membawa semua bajumu, kamu bisa pilih mana baju yang benar-benar akan kita perlukan. Dan selebihnya bisa kamu donasikan ke tempat-tempat yang membutuhkan, atau mungkin bisa diberikan kepada teman atau tetanggamu.
Tips penting sebelum pindah : Jangan cemas dan takut, rencanakan dengan baik, tulis hal-hal atau apa saja yang harus ada atau harus dibawa. Jika sudah selesai mengerjakan hal-hal penting yang harus kita kerjakan atau dibawa, ceklist. InsyaAllah pindahanmu akan aman dan menyenangkan.
Bagaimana jika pindah rumah di saat pandemi seperti ini? Tentu saja amat sangat riskan ya? Bagaimana kita dianjurkan untuk tetap di rumah saja, tetapi kondisi mengharuskan pindah pada saat masih rawan seperti ini. Tetapi tenang saja, mungkin kamu bisa membaca pengalaman mbak Siska yang dia tulis di dalam blognya, tentang pengalaman pindah rumah saat pandemi. Jadi bagi kamu yang harus pindah rumah di saat corona masih mewabah bisa menjadikannya referensi dan tentunya hati lebih tenang. (end)
bener banget mba untuk pindahan kita perlu menyesuaikan ya apa aja barang yang perlu dibawa dan ditinggal menyesuaikan tujuan dan durasi kepindahan. Hihi baca postingan mba Wid jadi ingat pengalaman kami yang beberapa kali pindah rumah. Waktu ke Semarang karena suami penempatan di sana 6 bulan, kami milih ikut boyongan, cuma karena pindahnya sementara jadi bawa barang seadanya ada. ee qadarullah setelah balik rumah lama kami malah pindah lagi karena urusan pendidikan. Pindahnya bawa semua barang, dan sekarang balik lagi ke rumah lama.. Tetangga jadi santuy lihat kami pindah rumah teruss…. #upsjadicurhat
bener banget mba untuk pindahan kita perlu menyesuaikan ya apa aja barang yang perlu dibawa dan ditinggal menyesuaikan tujuan dan durasi kepindahan. Hihi baca postingan mba Wid jadi ingat pengalaman kami yang beberapa kali pindah rumah. Waktu ke Semarang karena suami penempatan di sana 6 bulan, kami milih ikut boyongan, cuma karena pindahnya sementara jadi bawa barang seadanya ada. ee qadarullah setelah balik rumah lama kami malah pindah lagi karena urusan pendidikan. Pindahnya bawa semua barang, dan sekarang balik lagi ke rumah lama.. Tetangga jadi santuy lihat kami pindah rumah teruss…. #upsjadicurhat
wah ternyata mbak ira juga sering pindah-pindah. Banyak pengalaman sebnere yo mbak, tapi ya itu klo pindah terus, repot juga. Terimakasih sudah mampir mbak.
thx informasinya yah gan. keren abis